Bermain di Tepi Sungai Berakhir Duka, Bocah 12 Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Kalibone Pangkep

Pangkep, PRANALA.CO – Suara tawa kecil Annisa dan adiknya mengalun di tepian Sungai Kalibone, Kecamatan Minasate’ne, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (10/4/2025). Dua bocah itu bermain air. Seperti sore-sore biasanya, tanpa tahu bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir Annisa menatap langit.

Tak ada yang menyangka, permainan polos di tepi sungai akan berubah menjadi tragedi. Ketika mereka masuk ke bagian sungai yang lebih dalam, tubuh kecil Annisa terseret arus. Sementara adiknya, sempat terlihat warga dan berhasil diselamatkan. Namun, tidak dengan Annisa.

Panik dan jeritan warga memecah kesunyian desa. Dalam hitungan menit, laporan masuk ke Basarnas. Tim SAR gabungan dari Basarnas Makassar, kepolisian, TNI, dan potensi SAR di Pangkep segera turun ke lokasi, menyusuri sungai yang berubah menjadi tempat penuh harap dan kecemasan.

“Saat itu korban masih belum ditemukan. Kami melakukan penyisiran intensif sepanjang aliran sungai, namun hingga Kamis sore hasilnya nihil,” ujar Kepala Kantor Basarnas Makassar, Arif Anwar.

Malam berlalu dalam doa dan kecemasan. Keesokan paginya, Jumat (11/4/2025), pencarian kembali dilanjutkan. Tim penyelam menyusuri arus dan dasar sungai yang keruh. Sekira 15 meter dari titik korban dinyatakan hilang. Tubuh Annisa ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

“Korban ditemukan di dasar sungai oleh tim penyelam. Kami segera mengevakuasi jasadnya dan menyerahkannya kepada pihak keluarga,” ujar Arif lirih.

Tangis pecah di tepi sungai. Keluarga, tetangga, dan warga desa berkumpul menyambut kepulangan Annisa — bukan dengan senyum, tapi dengan air mata. Bocah perempuan berusia 12 tahun itu kini kembali ke pelukan bumi, jauh lebih cepat dari seharusnya.

Arif Anwar menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga dan masyarakat sekitar. Ia juga mengimbau agar orang tua dan warga lebih waspada terhadap anak-anak yang bermain di sekitar sungai.

“Peristiwa ini menyisakan luka, tapi semoga juga menjadi pelajaran. Anak-anak perlu pengawasan ketat, apalagi di lokasi-lokasi rawan seperti sungai,” pesannya.

Kini, aliran Sungai Kalibone kembali tenang. Tapi bagi keluarga Annisa, suara deras air itu akan selalu mengingatkan pada kehilangan — pada seorang anak perempuan yang hanya ingin bermain sore itu, dan tak pernah kembali. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }