Akupuntur hingga Pojok Jamu, Inovasi Puskesmas Bontang Barat Tarik Minat Warga

Redaksi
9 Agu 2025 19:03
2 menit membaca

BONTANG – Puskesmas Bontang Barat punya cara unik melayani pasiennya. Tidak hanya mengandalkan pengobatan medis dengan obat kimia. Mereka juga menawarkan pengobatan alternatif.

Layanan ini diberi nama Pelayanan Kesehatan Tradisional Terintegrasi atau Pekarangan. Bentuknya beragam, mulai dari akupuntur, akupresur, hingga pengobatan herbal.

Sejak dibuka setahun lalu, minat masyarakat sangat tinggi. “Bahkan tenaga medis sampai kewalahan melayani pasien yang antre,” kata Kepala Puskesmas Bontang Barat, Muhammad Irzal Wijaya, Kamis (7/8/2025).

Irzal menjelaskan, program ini sebenarnya bukan hal baru. Di beberapa daerah, seperti Bantul, layanan serupa sudah berjalan lama. Bahkan, Bantul bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk penyediaan obat herbal.

Program Pekarangan juga merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Kesehatan. Bontang mulai menerapkannya setelah memiliki tenaga terlatih dan melakukan studi banding ke Bantul.

Saat ini, pelayanan dibagi menjadi dua bagian.

Pertama, layanan dalam gedung: meliputi Akupuntur; Akupresur; Edukasi ramuan herbal; Hypnotherapy untuk ibu hamil; Pojok jamu

Kedua, layanan luar gedung meliputi; Pembinaan asuhan mandiri tanaman obat keluarga (TOGA); Akupresur; Sosialisasi kesehatan; dan Pelayanan kesehatan tradisional di masyarakat

Tingginya minat masyarakat membuat jam pelayanan dibatasi sementara. Alasannya, keterbatasan ruangan. Saat ini, pelayanan masih bergabung dengan ruang konseling.

“Kalau ruang TB pindah ke belakang, baru jadwal layanan bisa ditambah,” jelas Irzal.

Meski demikian, Puskesmas Bontang Barat optimistis pengobatan alternatif ini akan menjadi pelengkap penting layanan kesehatan di Bontang. [FAHRUL RAZI]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }