NEWS BORNEO – Pembangunan Tugu PKK yang menelan anggaran sebesar Rp800 juta di Kota Bontang mendapatkan respons negatif dari Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina.
Kritik muncul terutama karena proyek tersebut turut menghancurkan patung burung kuntul perak, yang selama ini dikenal sebagai ikon Kota Bontang.
Amir Tosina mempertanyakan dasar kajian yang digunakan dalam keputusan mengganti patung kuntul perak dengan Tugu PKK.
“Dari mana kajiannya? Kenapa bisa diubah dari kuntul perak menjadi Tugu PKK?” tanyanya dengan nada tegas.
Amir menambahkan, seharusnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan warga setempat untuk memahami latar belakang dibangunnya patung burung kuntul perak.
Menurutnya, sebagai maskot kota, patung ini memiliki nilai historis dan emosional bagi masyarakat Bontang, sehingga tidak seharusnya digantikan tanpa pertimbangan matang.
“Kuntul perak adalah maskot Bontang. Kenapa harus diubah dengan Tugu PKK? Harus dipelajari dulu itu,” ungkapnya.
Selain itu, Amir juga menyoroti dampak pembangunan Tugu PKK yang mempersempit jalan di sekitarnya, sehingga mengganggu pengguna jalan.
Ia mengingatkan Pemkot untuk memperhatikan aspek keselamatan, karena ada potensi peningkatan risiko kecelakaan akibat perubahan ini.
“Kami dari Komisi III tidak ingin terjadi kecelakaan di jalan tersebut jika pembangunan diperluas,” tutupnya.
Lokasi pembangunan Tugu PKK ini berada di simpang Tanjung Laut, dekat Masjid Al Hijrah.
Kepala Bidang Tata Ruang dan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Robysai Manassa Malisa, menjelaskan bahwa saat ini proses pembersihan area sedang dilakukan, termasuk penghapusan patung burung kuntul perak yang sebelumnya berada di lokasi tersebut.
Menurut Robysai, rencana pembangunan Tugu PKK telah disusun sejak dua tahun lalu sebagai bagian dari upaya penataan kota untuk memperindah dan mempercantik kawasan tersebut.
“Rencana lokasinya pun sudah sejak awal di sana (simpang empat Tanjung Laut),” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa perencanaan proyek ini telah dilakukan dengan matang, dengan total anggaran yang mencapai sekitar Rp800 juta. (ADV)