BONTANG – Assyamil tampak cemas melihat langit Bontang, Kalimantan Timur, Minggu pagi (7/7/2024). Sejak pukul 07.00 WITA, langit sudah mulai gelap. Rintik hujan mulai jatuh dari cakrawala, berangsur-angsur berubah menjadi hujan deras yang mengguyur selama enam jam.
Pria yang tinggal di Jalan Brokoli Raya RT 14 Gunung Elai, Bontang Utara, sempat khawatir rumahnya akan dilanda banjir, terutama karena lokasinya yang berada tepat di depan Sungai Bontang yang baru saja dilebarkan.
Namun, hingga sore hari, hujan reda dan Assyamil bisa bernapas lega. “Belum ada banjir, Mas. Sejak Sungai Bontang dilebarkan akhir 2023 lalu, rumah saya tidak lagi banjir. Alhamdulillah, semoga tidak banjir lagi,” ujarnya dengan senyum sumringah.
Rukmah, warga RT 14 Gunung Elai yang pernah merasakan titik banjir terparah pada tahun 2018 dan 2019, juga merasakan perubahan signifikan. “Dulu kalau hujan begini, kita sudah siap-siap. Biasanya jam segini sudah banjir. Sekarang sudah tidak lagi,” katanya.
Sejak dilakukan normalisasi sungai, banjir tidak pernah lagi terjadi. “Sekarang sudah tidak pernah banjir. Dulu sering sekali banjir bikin pusing,” tambah Rukmah.
Guyuran hujan deras hari ini membuat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bontang, Much Cholis Edy Prabowo, meninjau titik-titik rawan banjir. “Maklum, guyuran hujan enam jam dikhawatirkan sebagian wilayah Bontang akan banjir,” ujarnya.
Ia bergegas menuju Jalan Tomat, bantaran Sungai Dahlia, dan RT 14 Gunung Elai. Di dua lokasi ini, dia belum menemukan genangan air yang meluber sampai ke jalan.
Edy Prabowo memastikan program pengendali banjir di bawah naungannya berjalan sesuai rencana. “Saat ini kami menyiapkan 52 petugas pembersih sungai atau Pambers dan enam ekskavator untuk melakukan pembersihan,” ujarnya.
Program penanggulangan banjir kini telah mencapai 80 persen realisasi. Pemkot Bontang akan melakukan perbaikan turap dan drainase, termasuk di Jalan Ahmad Yani dan simpang SMAN 2 Bontang hingga Sungai Dahlia. “Di sana akan diperlebar. Semula 30 sentimeter diperlebar sampai 2,5 meter sepanjang 225 meter,” tambahnya.
Pada 2019, sebanyak 117 RT terdampak banjir, dengan jumlah terbesar di Kecamatan Bontang Utara (63 RT, 4.135 KK, 14.184 jiwa), disusul Kecamatan Bontang Selatan (23 RT, 518 KK, 2.287 jiwa) dan Kecamatan Bontang Barat (31 RT, 983 KK, 4.496 jiwa).
Pemerintah juga mencatat 752 unit rumah terdampak banjir di tahun tersebut. Namun, dalam enam bulan terakhir, dari Januari hingga Juni, banjir akibat luapan air sungai telah berkurang secara signifikan. (*)
Satu komentar tentang “Upaya Normalisasi Sungai Berhasil, Banjir di Bontang Berkurang Signifikan”