BONTANG — Dari total 153 imam masjid di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) hanya separuh yang benar-benar fasih membaca Alquran sesuai kaidah ilmu tajwid.
Fakta ini disampaikan Forum Silaturahmi Masjid (Fosima) Bontang. Mereka berharap Pemerintah Kota Bontang turun tangan memberikan pelatihan rutin bagi para imam.
“Harapan kami, pemerintah daerah bisa mendukung program peningkatan kapasitas imam. Ini penting untuk menjaga kualitas ibadah umat,” ujar Maulana Akbar, Sekretaris I Fosima, kepada Pranala.co, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, posisi imam bukan sekadar pemimpin salat. Seorang imam adalah teladan keagamaan bagi jemaahnya. Jika bacaan Alquran belum benar, maka perlu ada pembinaan berkelanjutan.
“Kami sering menerima keluhan dari mubalig soal bacaan imam yang kurang fasih. Kalau imamnya salah, bagaimana jemaahnya? Ini jadi perhatian bersama,” tegas Maulana.
Fosima juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi marbot masjid. Pasalnya, marbot memiliki peran penting dalam menjaga operasional dan kebersihan masjid sehari-hari.
“Dulu pernah ada pelatihan marbot, waktu Pak Agus Haris (Wawali Bontang, Red) masih di DPRD. Tapi setelah itu, tidak pernah lagi. Padahal pelatihan seperti itu sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Sayangnya, Fosima tak punya anggaran untuk menggelar pelatihan secara rutin. Menarik iuran dari para imam dan marbot juga bukan solusi mudah, mengingat insentif mereka tergolong kecil.
“Saat ini, insentif imam hanya Rp1,1 juta per bulan. Kalau masjid besar dan ramai jemaah, mungkin bisa dapat tambahan. Tapi kalau di pinggiran? Jamaah sedikit, tentu berat,” keluh Maulana.
Atas dasar itu, Fosima berharap ada perhatian serius dari Pemkot Bontang. Terutama dalam hal pembinaan keagamaan yang menyentuh langsung para pelaku di lapangan.
“Kami ingin imam dan marbot kita bisa lebih baik, lebih profesional, dan tentunya lebih mampu membina umat. Tapi itu semua butuh dukungan nyata dari pemerintah,” harap Maulana Akbar, Sekretaris I Fosima Bontang.
Tidak ada komentar