Meragukan Kehalalan Ayam Potong yang Diperjualbelikan di Bontang

Redaksi
12 Agu 2025 16:47
2 menit membaca

BONTANG – Suasana Pasar Taman Rawa Indah, Selasa pagi (12/8/2025), terlihat seperti biasa. Pedagang sibuk memotong ayam. Pembeli menunggu sambil memilih dagangan.

Namun, di tengah riuh itu, Rina tampak berbeda. Warga Kelurahan Gunung Elai ini memeriksa setiap ayam yang akan dibelinya. Ia tidak sekadar melihat ukuran dan kesegaran. Ia juga bertanya.

“Ayamnya dari mana? Proses potongnya bagaimana?” ujarnya kepada Pranala.co.

Kehati-hatian Rina bukan tanpa alasan. Beberapa waktu terakhir, media sosial ramai membahas isu kehalalan ayam potong.

Ia mengaku tidak menuduh siapa pun. Namun, kekhawatiran tetap ada. Apalagi, jika proses penyembelihan tidak sesuai syariat Islam atau standar kebersihan.

“Biasanya saya beli sama langganan. Tapi hari ini tutup, jadi pindah ke lapak lain. Makanya saya tanya-tanya dulu,” ujarnya.

Keresahan ini juga dirasakan pedagang makanan. Siti, pemilik warung nasi campur di Kelurahan Satimpo, hanya membeli ayam dari pemasok yang ia percaya.

Bahkan, ia pernah melihat langsung proses penyembelihan di Rumah Potong Unggas (RPU) langganannya.

“Kalau beli ayam biasanya langsung ke RPU itu. Jadi yakin sesuai syariat,” katanya.

Bagi Siti, menjaga kepercayaan pelanggan adalah kunci. Ia merasa punya tanggung jawab menyajikan makanan yang tidak hanya lezat, tapi juga halal.

“Kalau pelanggan percaya sama bahan yang kita pakai, mereka akan kembali lagi,” ujarnya.

Baik Rina maupun Siti sepakat. Pemerintah perlu memastikan semua ayam potong di pasar memenuhi standar halal.

Menurut mereka, langkah itu akan memberi rasa aman dan kepastian bagi konsumen.

Dengan begitu, pembeli tak perlu lagi ragu. Mereka bisa menikmati ayam potong tanpa khawatir soal proses di baliknya. (PRA/FR)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }