Kaltim Fokus Tangani 55 Ribu Warga Miskin Ekstrem, Sekolah Gratis hingga S3 Disiapkan

Redaksi
17 Jun 2025 22:20
Kaltim 0
2 menit membaca

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menargetkan lebih dari 55 ribu jiwa miskin ekstrem sebagai fokus penanganan hingga 2025. Jumlah itu mewakili sekitar 11.000 Kepala Keluarga (KK).

Tiga daerah jadi prioritas utama: Kutai Kartanegara, Balikpapan, dan Berau. Data Dinas Sosial menyebut, wilayah ini mencatat angka tertinggi kemiskinan ekstrem di Kaltim.

Untuk menekan angka tersebut, berbagai program sosial terpadu telah disiapkan. Fokusnya tidak hanya pada bantuan, tetapi juga pada pemberdayaan dan pendidikan jangka panjang.

Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kaltim, Saprudin Saida Panda, menjelaskan pendekatan dilakukan lewat tiga pilar utama:

  • Peningkatan pendapatan
    Pemerintah menyalurkan bantuan ekonomi produktif untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan wanita pelaku usaha mikro. Program ini sudah berjalan sejak 2024 dan akan berlanjut di 2025.
  • Pengurangan beban pengeluaran
    Bantuan langsung tunai diberikan untuk meringankan beban hidup masyarakat miskin, terutama di daerah-daerah prioritas.
  • Perbaikan lingkungan hidup
    Pemerintah juga memperbaiki infrastruktur di kantong-kantong kemiskinan. Rehabilitasi rumah dan fasilitas dasar dilakukan dengan menggandeng Dinas Pekerjaan Umum.

Langkah paling strategis adalah akses pendidikan gratis. Pemerintah menyadari bahwa pendidikan adalah kunci utama memutus rantai kemiskinan.

Program andalan “Gratis Pol dan Jos Pol” digagas langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim. Total ada 16 program unggulan, dan salah satunya adalah pendidikan gratis dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Mulai tahun 2025, pendidikan gratis akan diberikan untuk siswa SMA, SMK, SLB, hingga jenjang S1, S2, bahkan S3 di seluruh perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Selain itu, seluruh kabupaten dan kota di Kaltim diwajibkan memberikan pendidikan gratis di tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP.

“Harapan kami, tidak ada lagi alasan anak-anak miskin putus sekolah karena biaya,” ujar Mispoyo, Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kaltim.

Ia meyakini, pendidikan tinggi akan menciptakan generasi emas Kaltim yang mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.

Upaya ini adalah bagian dari visi besar “Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas.” Targetnya jelas: menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan mengurangi kesenjangan sosial secara berkelanjutan.

Dengan sinergi antarlembaga dan pendekatan berbasis data, Pemprov Kaltim optimistis dapat mewujudkan keadilan sosial yang lebih merata di seluruh wilayah.

[PRA]

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }