DPRD Bontang Kritik Serapan Anggaran OPD, Peringatkan Potensi Silpa Tinggi

NEWS BORNEO – Fraksi Gerindra Bersama Berkarya menyampaikan pandangan umum terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang Tahun Anggaran 2024 dalam rapat paripurna pada Sabtu (3/8/2024).

Dalam pandangan umum tersebut, Fraksi Gerindra-Berkarya menyampaikan kritik tajam terhadap perencanaan anggaran pemerintah daerah yang dinilai kurang matang selama tiga tahun terakhir, dengan fokus lebih pada kuantitas daripada kualitas.

Sutarmin, yang mewakili Fraksi Gerindra Bersama Berkarya, menyatakan bahwa pergeseran anggaran yang signifikan pada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah menyebabkan rendahnya serapan anggaran, yang berpotensi meningkatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) pada akhir tahun anggaran.

“Pengelolaan keuangan daerah selama ini belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk mencapai kemandirian fiskal,” ungkapnya.

Menurut Fraksi Gerindra-Berkarya, penyebab utama masalah ini adalah kurangnya pemahaman mengenai kebijakan fiskal yang terintegrasi secara jangka panjang, menengah, dan pendek, serta penerapan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah yang belum sepenuhnya optimal.

Akibatnya, ekonomi Kota Bontang dinilai tidak berkembang secara optimal dan masih sangat bergantung pada Dana Bagi Hasil (DBH) serta Bantuan Keuangan daripada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Selain itu, Fraksi Gerindra-Berkarya juga mempertanyakan dasar dari kebijakan akuntansi pemerintah daerah, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta minimnya inovasi pemerintah dalam upaya meningkatkan PAD.

“Dengan demikian, pandangan Fraksi Gerindra Bersama Berkarya ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan yang lebih efektif,” tutupnya. (ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }