1.150 Ton Beras Bulog Disiapkan untuk Warga Kaltim Terdampak PPKM

Redaksi
27 Jul 2021 17:56
Kaltim 0
3 menit membaca

newsborneo.id – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Bulog Divre Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) segera menyalurkan bantuan 10 kilogram beras pada keluarga penerima manfaat (KPM). Bentuk alokasi bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) ini selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 untuk wilayah Indonesia.

Khusus wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat sebanyak 111.536 KPM yang memperoleh alokasi bantuan 1.150 ton beras “Saya minta untuk beras impor tidak digunakan untuk pembagian bansos ini,” ujar Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, Bulog Kaltimra sudah menyalurkan sebanyak 16,4 persen dari total peruntukan bantuan sosial bagi KPM ini. Ia berharap, memasuki bulan Agustus nanti seluruh alokasi bansos Bulog Kaltim sudah terserap untuk masyarakat membutuhkan.

“Ini sekarang baru tersalur 16,4 persen jadi masih banyak yang harus dikerjain. Targetnya akhir Juli atau awal Agustus itu semua sudah tersalur untuk Kaltim dan Kaltara,” tegasnya.

Bansos KPM sepenuhnya mempergunakan beras lokal hasil pertanian masyarakat di Kaltimra. Muhadjir meminta, beras-beras impor dari Vietnam pada 2 hingga 3 tahun lalu tidak dipergunakan untuk keperluan bansos PPKM level 4. Tujuannya agar Bulog Kaltimra bisa menyerap kembali produksi  padi masyarakat memasuki musim panen petani Kaltimra.

“Ini kan dengan adanya bansos beras dalam rangka PPKM, kita harapkan gudang Bulog kosong. Dan bulog bisa kembali menyerap produksi para petani. Dalam rangka untuk meningkatkan daya beli para petani,” ujarnya.

Muhadjir menyatakan, beras produksi lokal harus menjadi ketahanan pangan bagi masyarakat Kaltimra. Bulog wajib hukumnya menyerap seluruh beras produksi petani lokal.

“Biar bisa menyerap produksi petani. Saya kira kalau sudah seperti ini sudah bagus untuk pasokan untuk bulan Agustus kita siap lagi untuk menyerap lagi,” paparnya.

Di sisi lain, Bulog pun semestinya membeli beras produksi petani lokal dengan harga layak. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani, terutama bisa meningkatkan daya beli petani.

“Karena itu pembelian dari yang punya otoritas kami minta supaya bisa terkendali dengan baik, jangan sampai merugikan petani,” ujarnya.

“Karena sektor hulunya petani, kalau petani tidak mendapatkan harga yang layak nanti tidak bisa mengangkat harkat mereka terutama daya belinya,” imbuhnya.

Sementara Kepala Bulog Kaltimra Arrahim Karimullah mengatakan, sudah berkoordinasi dengan sejumlah kelompok tani di khususnya di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kertanegara (Kukar).

“Di sini Kaltim di Babulu PPU dan Kukar. Tadi pagi sudah koordinasi dengan poktan-poktan dalam rangka penyerapan beras wilayah Kaltim Kaltim untuk tiga bulan ke depan kita aman,” tutupnya mengutip Idntimes.

Arrahim menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat baik dalam bantuan beras PPKM darurat ataupun program pemerintah lain.  Pada prinsipnya Bulog siap melayani dengan kualitas yg baik. Hal ini dikarenakan beras yang berada di gudang Bulog dirawat dengan standar perawatan yang berlaku.

“Sebelum disalurkan, bisa dipastikan kualitasnya baik,” tegasnya. [*]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slotoppo


agen bola online


Mix Parlay


Judi Bola


Mix Parlay


judi bola


pola jam hoki mahjong black scatter surabaya raih 688 juta

gates of olympus 1000 meledak 912 juta pemain medan

scatter wild emas 7 kali beruntun pemain bali 555 juta

gold bonanza ngamuk 10 putaran semarang raup 701 juta

trik putaran ganjil mahjong black scatter yogyakarta 599 juta

pola gelap olympus 1000 kakek merah palembang 834 juta

25 spin gold bonanza scatter bombardir makassar 645 juta

mahjong black scatter mode sultan menang 750 juta malang

scatter emas turun terus bandung barat dapat 489 juta

gates of olympus 1000 petir merah strategi lampung 950 juta

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }