BONTANG — Pemerintah Kota Bontang bersiap memasang kamera pengawas (CCTV) di sekolah-sekolah. Langkah ini digagas untuk memastikan proses belajar mengajar berlangsung aman sekaligus mencegah kekerasan terhadap anak. Baik dari sesama murid, maupun guru.
Rencana itu muncul di tengah tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Taman. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) mencatat, sepanjang Januari–Juni 2025 ada 64 kasus. Sebanyak 48 menimpa anak, sementara 16 dialami perempuan.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan pemasangan CCTV adalah bagian dari upaya meraih predikat Kota Layak Anak kategori Utama.
“CCTV ini tidak terlalu mahal, tetapi manfaatnya banyak. Jadi tolong dilengkapi di setiap sekolah,” ujarnya, Rabu (13/8/2025), saat membuka Program Kesehatan Gratis di SD 009 Bontang Utara.
Menurutnya, kamera pengawas akan merekam seluruh aktivitas di sekolah. Termasuk, indikasi perundungan atau kekerasan. Rekaman ini bisa diakses pihak sekolah dan dinas terkait untuk evaluasi maupun penindakan.
Selain teknologi pengawasan, Neni menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter anak.
“Memberi hukuman boleh, tapi harus bijaksana. Tidak dengan kekerasan. Pola asuh yang baik terhadap anak itu penting,” pesannya.
Tak hanya CCTV, Pemkot Bontang juga menyiapkan ruang hijau dan taman bermain ramah anak di setiap kelurahan. Menurut Neni, hak bermain harus dipenuhi demi mendukung tumbuh kembang yang sehat.
“Kita ingin Bontang menjadi kota yang ramah untuk semua anak. Mereka harus bisa belajar, bermain, dan tumbuh tanpa rasa takut,” harap Wali Kota Bontang. (SR)
Tidak ada komentar