Terkait penanganan banjir di Samarinda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR Pera) Pemprov Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda berujar, dampak dari penanganan normalisasi sungai tersebut cukup signifikan. Yakni, di wilayah Kelurahan Lok Bahu yang kerap menjadi langganan banjir akibat limpasan Sungai Karang Asam Besar.
“Jika durasi hujan mencapai 80 mm, September 2022 dari pantauan pos curah hujan Karang Paci 88 mm sudah tidak terdapat genangan banjir di wilayah tersebut,” kata Aji Muhammad Fitra Firnanda seperti diberitakan Antara, Minggu (6/2/2023).
Nanda mengatakan, sejumlah kegiatan pengendalian banjir telah dilakukan oleh Pemprov Kaltim, di antaranya kegiatan normalisasi Sungai Karang Asam Besar. Menurutnya, sapaan akrabnya, kegiatan normalisasi Sungai Karang Asam Besar dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2022.
Progres penanganan normalisasi Sungai Karang Asam Besar hingga akhir Desember 2022 sudah mencapai 85 persen. Yakni dari total 9 km telah dilaksanakan normalisasi sepanjang 7,5 km. Sisa pekerjaan sepanjang 1,5 km pada segmen sekitar Pasar Kedondong.
Ia menambahkan, kegiatan lain yang dilakukan adalah normalisasi untuk Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Asam Besar ke arah Jalan Karang Mulya sepanjang 4 km. Nanda menjelaskan, untuk pekerjaan normalisasi Sungai Karang Asam Besar pada 2020, Pemprov Kaltim mengalokasikan Rp1,8 miliar. Kemudian pada 2021 sebesar Rp8,4 miliar dan 2022 dialokasikan Rp2,5 miliar.
“Tahun 2023, rencana anggaran kita siapkan Rp1,5 miliar untuk normalisasi Sungai Karang Asam Besar,” tambahnya. Dukungan penting lain yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk penanganan banjir Kota Samarinda adalah pembangunan saluran drainase di Jalan DI Panjaitan.
Ia mengatakan Jalan Panjaitan ini dinilai sangat penting karena merupakan akses vital menuju Bandara APT Pranoto dan akses jalan nasional menuju wilayah utara Provinsi Kalimantan Timur. Banjir kerap terjadi di sini sehingga menghambat akses pengguna jalan.
“Kita bangun saluran drainase sepanjang 1,3 km dengan dimensi lebar 4 meter dan kedalaman rata-rata 2 meter. Hingga saat ini pembangunan drainase di Jalan DI Panjaitan telah terbangun sepanjang 1,1 km,” papar Nanda.
Saluran drainase di Jalan DI Panjaitan ditargetkan selesai tahun ini. Kegiatan pembuatan saluran drainase ini sudah dilakukan sejak tahun 2020. Dengan rincian pada 2020 sebesar Rp18,6 miliar, tahun 2021 Rp4 miliar dan tahun 2022 sebesar 8,7 miliar.
“Untuk drainase di Jalan DI Panjaitan tahun ini kita siapkan sebesar Rp4,5 miliar. Semoga banjir makin bisa dikendalikan, sehingga tidak mengganggu akses masyarakat untuk keluar dan masuk Samarinda,” harap Nanda.
Selain itu juga dilakukan normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Talang Sari. Sungai ini merupakan bagian dari Sub DAS Sungai Karang Mumus. Normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Talang Sari dilakukan untuk pengendalian banjir di wilavah Kecamatan Samarinda Utara dan menekan genangan banjir di Jalan DI Panjaitan yang dilaksanakan dari tahun 2019 dan tahun 2021.
Tahun 2022 juga dilaksanakan normalisasi Sungai Mati yang merupakan outlet dari Sungai Talang Sari dengan melakukan pembukaan trase Sungai Mati. Pembukaan trase ini diharapkan bisa mereduksi banjir yang kerap terjadi di wilayah Samarinda Utara dan Jalan DI Panjaitan.
Nilai pekerjaan proyek ini pada 2019 sebesar Rp2 miliar, tahun 2021 senilai Rp932 juta dan tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp1,2 miliar. Pekerjaan lain juga dilakukan untuk pembangunan drainase Jalan Pemuda III Sub Sistem Sentosa – Remaja – Ahmad Yani (Semani).
Pekerjaan ini untuk menambah kapasitas aliran drainase dari sistem Semani menuju Sungai Karang Mumus, khususnya pada kawasan Jalan Pemuda. Tahun anggaran 2021 sampai 2022 telah dilaksanakan pembangunan drainase Jalan Pemuda III sepanjang 400 meter. Rencana anggaran tahun 2023 dilanjutkan pembuatan drainase pada ruas Jalan Pemuda IV. Nilai pekerjaan tahun 2021 sebesar Rp2,6 miliar, tahun 2022 Rp1,6 miliar dan rencana tahun 2023 sebesar Rp5,5 miliar. (*)
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!