Diungkap Wakil Ketua DPRD Samarinda Subandi, kafe di Samarinda jumlahnya ratusan. Jika setiap kafe bisa ikut berkontribusi menaikkan pendapatan asli daerah, tentu anggaran pembangunan bisa semakin bertambah. Hasilnya juga bisa dinikmati masyarakat.
“Kita melihat sekarang di ruas ruas jalan Samarinda semakin banyak kafe yang buka. Saya tidak tahu pastinya apakah mereka ini terdata di badan pendapatan daerah sebagai penyumbang PAD. Kalau mereka juga bisa kita ajak berkontribusi melalui pajak, pasti anggaran kita naik juga,” katanya.
Namun Subandi mengingatkan, tak semua kafe bisa diminta menerapkan pajak daerah. Khususnya kafe yang baru bangun namun belum ramai pengunjung. Sasaran PAD saat ini dikhususkan bagi usaha yang sudah memiliki pendapatan yang stabil.
“Kafe-kafe yang baru ini bisa jadi sasaran PAD bagi pemkot Samarinda. Tapi harus dilihat juga, kalau kafe baru berdiri dan belum terlalu ramai sebaiknya diberi kesempatan dulu. Karena kita harus maklum juga di era pasca pandemi seperti ini banyak usaha yang baru kembali memulai usaha mereka setelah tutup dua tahun,” ungkap politis PKS Samarinda ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, hingga Juni 2022 PAD Samarinda sudah mencapai 65 persen atau sekitar Rp 349 miliar dari target PAD triwulan kedua Rp 534 miliar. Jumlah itu terdiri dari realisasi pajak daerah Rp 220 miliar dari target Rp 360 miliar, realisasi retribusi daerah sebesar Rp 17 miliar dari target Rp 45 miliar dan realisasi pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencapai Rp 5,3 miliar dari target Rp 6,2 miliar.
Kemudian, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terealisasi sebesar Rp 105 miliar dari target Rp 122 miliar. (ADS/DPRD SAMARINDA)