Dispora Kaltim Warning! Anak Muda Harus Hati-Hati Main Media Sosial

Redaksi
13 Agu 2025 15:12
Kaltim 0
2 menit membaca

SAMARINDA — Media sosial kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak muda. Dari berbagi informasi, membangun relasi, hingga mencari peluang bisnis, semuanya bisa dilakukan hanya lewat layar ponsel.

Namun, dunia maya bukan hanya tentang peluang. Ada pula risiko, tantangan, dan potensi masalah yang bisa muncul jika tidak digunakan dengan bijak.

Menyadari hal itu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur mengambil langkah strategis. Mereka menggelar program edukasi literasi digital untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan mengelola media sosial secara sehat.

Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, menegaskan bahwa media sosial ibarat pisau bermata dua.

“Kalau digunakan tepat, manfaatnya besar. Tapi kalau sembarangan, bisa menimbulkan masalah, bahkan sampai ranah hukum,” ujarnya.

Karena itu, salah satu fokus utama Dispora Kaltim adalah mengedukasi pemuda tentang etika bermedia sosial, cara mengidentifikasi hoaks, serta memahami aturan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi bergelar profesor dan doktor, praktisi media, hingga aktivis komunitas digital.

Materi yang disampaikan meliputi: Pasal-pasal penting dalam UU ITE; Etika komunikasi di ruang digital; Strategi membangun reputasi positif secara daring; Teknik memilah dan memverifikasi informasi

“Kita ingin anak muda Kaltim menjadi pengguna media sosial yang produktif, kreatif, dan taat hukum,” kata Hasbar.

Program ini sudah digelar di berbagai daerah, dengan pelaksanaan terbaru di Kabupaten Kutai Barat. Puluhan peserta yang hadir berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga komunitas pemuda.

Dispora Kaltim menargetkan kegiatan ini bisa menjangkau seluruh kabupaten/kota di Bumi Etam. Ke depan, cakupan peserta akan diperluas dan materi pelatihan akan semakin diperkaya.

“Tujuannya jelas: membangun ekosistem digital yang sehat, di mana media sosial menjadi ruang untuk berkarya, bukan sumber masalah,” pungkas Hasbar. (TIA)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }