07 Februari 2023 - 23:03
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Menu
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
07 Februari 2023 - 23:03
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Search
Close
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
  • Home
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Bontang
    • Balikpapan
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Ragam
  • Visual
    • Videografi
    • Infografis
  • Kolom
Home Nasional

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Ilustrasi perbatasan Indonesia-Malaysia.

Bagikan:

RedaksibyRedaksi
19 April 2021 | 00:24

TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Paliwang, mengungkapkan tentang ketimpangan yang terjadi di daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu.

Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan memiliki 1.038 kilometer garis perbatasan negara yang perlu diawasi.

BacaJuga

Penjual dan Pembeli Chip Higgh Domino Ditangkap, Terancam 10 Tahun Penjara

Perahu Motor Cepat Rute Tarakan Terbakar

Pengiriman 13 Pekerja Migran Ilegal ke Malaysia Digagalkan

Swab PCR dan Dokumen Palsu Terbongkar di Tarakan

Selain berbatasan di darat, Kalimantan Utara juga memliki perbatasan laut dengan Malaysia.

Dilansir dari ANTARA, kedua wilayah yang berbatasan dengan Malaysia memiliki karakter yang berbeda sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

“Realita di perbatasan yang selama ini dihadapi Pemprov Kalimantan Utara di antaranya penggunaan mata uang ringgit Malaysia yang melebihi penggunaan mata uang rupiah,” kata Zainal Paliwang.

Tak hanya permasalahan penggunaan mata uang, di perbatasan juga ditemukan isu-isu lain termasuk siaran televisi, penyelundupan kayu ke Malaysia, TKI ilegal, perampokan di laut lepas perbatasan Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Filipina, serta pencurian ikan.

Bahkan, selain masalah yang disebutkan di atas, masih ada lima tantangan lagi yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov Kalimantan Utara.

Pertama, soal kesenjangan wilayah, meskipun memliki potensi sumber daya yang cukup besar, tetapi masih terdapat ketimpangan.

Ketimpangan tersebut berupa tingkat pendidikan, nilai tukar, dan nilai jual komoditas, orientasi ekonomi lebih ke negara tetangga.

Kedua, masalah demografis dengan adanya penyebaran penduduk yang tidak merata.

“Hal ini disebabkan kondisi geografis dan kesenjangan sarana dan prasarana wilayah Kalimantan Utara,” ujar Zainal.

Ketiga, ketahanan nasional dengan terbatasnya jumlah aparat yang ditempatkan di pos-pos wilayah perbatasan.

Jumlah tersebut masih belum memadai yang dibutuhkan sehingga pengawasan wilayah perbatasan menjadi lemah, terkait sarana dan prasarana keamanan dan pertahanan tujuh negara juga menjadi isu pada konteks tersebut.

Kegiatan liat seperti pembabatan hutan, pencurian ikan, penambangan liar, perdagangan manusia, peredaran narkoba, serta terjadinya pelanggaran hukum yakni pergeseran patok batas negara juga masih sering terjadi.

“Seperti kita ketahui bersama, kawasan perbatasan mempunyai posisi strategis yang berdampak terhadap hankam dan politik mengingat fungsinya sebagai beranda terdepan Indonesia,” ucap Zainal.

Ancaman di bidang hankam dan politik perlu diperhatikan lagi mengingat kurangnya pos lintas batas legal yang disepakati kedua pihak.

Permasalahan lainnya yaitu pelayanan publik yang berupa pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, administrasu kependudukan, dan pencatatan sipil serta kesejahteraan sosial yang masih terbatas karena minim sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

Masalah terakhir dari lima poin tersebut yang tak kalah penting yakni terkait infrastruktur penunjang perekonimia masyarakat perbatasan dan aksesibilitas.

“Kelima poin yang saya sebutkan ini adalah tantangan yang harus dihadapi. Dengan segala keterbatasannya, strategi pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan Utara tidak bisa dilakukan secara business as usual. Harus dipikirkan langkah-langkah extraordinary untuk mengejar ketertinggalan,” tuturnya. **

 

Sumber: Antara

Tags: Kalimantan UtaraPerbatasan Malaysia

Bagikan:

SAMARINDA

Penanganan Banjir di Samarinda Dapat Dukungan Pemprov Kaltim
Samarinda

Penanganan Banjir di Samarinda Dapat Dukungan Pemprov Kaltim

7 Februari 2023 | 06:58
Natasya Priyanka Terpilih jadi Putri Indonesia Kaltim 2023

Natasya Priyanka Terpilih jadi Putri Indonesia Kaltim 2023

by Redaksi
5 Februari 2023 | 11:24

Raperda RTRW Kota Samarinda Dibahas Lagi

Raperda RTRW Kota Samarinda Dibahas Lagi

by Redaksi
3 Februari 2023 | 12:49

Warga Usulkan Pembangunan TPU di Sido Damai Samarinda

Warga Usulkan Pembangunan TPU di Sido Damai Samarinda

by Redaksi
2 Februari 2023 | 06:33

Markaca Jaring Aspirasi Warga Sungai Kapih, Samarinda

Markaca Jaring Aspirasi Warga Sungai Kapih, Samarinda

by Redaksi
2 Februari 2023 | 00:28

Home Nasional

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Perbatasan di Kalimantan Sering Pakai Ringgit Malaysia Ketimbang Rupiah

Ilustrasi perbatasan Indonesia-Malaysia.

Bagikan:

RedaksibyRedaksi
19 April 2021 | 00:24

TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Paliwang, mengungkapkan tentang ketimpangan yang terjadi di daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu.

Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan memiliki 1.038 kilometer garis perbatasan negara yang perlu diawasi.

BacaJuga

Penjual dan Pembeli Chip Higgh Domino Ditangkap, Terancam 10 Tahun Penjara

Perahu Motor Cepat Rute Tarakan Terbakar

Pengiriman 13 Pekerja Migran Ilegal ke Malaysia Digagalkan

Swab PCR dan Dokumen Palsu Terbongkar di Tarakan

Selain berbatasan di darat, Kalimantan Utara juga memliki perbatasan laut dengan Malaysia.

Dilansir dari ANTARA, kedua wilayah yang berbatasan dengan Malaysia memiliki karakter yang berbeda sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

“Realita di perbatasan yang selama ini dihadapi Pemprov Kalimantan Utara di antaranya penggunaan mata uang ringgit Malaysia yang melebihi penggunaan mata uang rupiah,” kata Zainal Paliwang.

Tak hanya permasalahan penggunaan mata uang, di perbatasan juga ditemukan isu-isu lain termasuk siaran televisi, penyelundupan kayu ke Malaysia, TKI ilegal, perampokan di laut lepas perbatasan Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Filipina, serta pencurian ikan.

Bahkan, selain masalah yang disebutkan di atas, masih ada lima tantangan lagi yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov Kalimantan Utara.

Pertama, soal kesenjangan wilayah, meskipun memliki potensi sumber daya yang cukup besar, tetapi masih terdapat ketimpangan.

Ketimpangan tersebut berupa tingkat pendidikan, nilai tukar, dan nilai jual komoditas, orientasi ekonomi lebih ke negara tetangga.

Kedua, masalah demografis dengan adanya penyebaran penduduk yang tidak merata.

“Hal ini disebabkan kondisi geografis dan kesenjangan sarana dan prasarana wilayah Kalimantan Utara,” ujar Zainal.

Ketiga, ketahanan nasional dengan terbatasnya jumlah aparat yang ditempatkan di pos-pos wilayah perbatasan.

Jumlah tersebut masih belum memadai yang dibutuhkan sehingga pengawasan wilayah perbatasan menjadi lemah, terkait sarana dan prasarana keamanan dan pertahanan tujuh negara juga menjadi isu pada konteks tersebut.

Kegiatan liat seperti pembabatan hutan, pencurian ikan, penambangan liar, perdagangan manusia, peredaran narkoba, serta terjadinya pelanggaran hukum yakni pergeseran patok batas negara juga masih sering terjadi.

“Seperti kita ketahui bersama, kawasan perbatasan mempunyai posisi strategis yang berdampak terhadap hankam dan politik mengingat fungsinya sebagai beranda terdepan Indonesia,” ucap Zainal.

Ancaman di bidang hankam dan politik perlu diperhatikan lagi mengingat kurangnya pos lintas batas legal yang disepakati kedua pihak.

Permasalahan lainnya yaitu pelayanan publik yang berupa pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, administrasu kependudukan, dan pencatatan sipil serta kesejahteraan sosial yang masih terbatas karena minim sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

Masalah terakhir dari lima poin tersebut yang tak kalah penting yakni terkait infrastruktur penunjang perekonimia masyarakat perbatasan dan aksesibilitas.

“Kelima poin yang saya sebutkan ini adalah tantangan yang harus dihadapi. Dengan segala keterbatasannya, strategi pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan Utara tidak bisa dilakukan secara business as usual. Harus dipikirkan langkah-langkah extraordinary untuk mengejar ketertinggalan,” tuturnya. **

 

Sumber: Antara

Tags: Kalimantan UtaraPerbatasan Malaysia

Bagikan:

Tentang Kami

Redaksi

Pedoman Siber

Privacy Policy

Disclaimer

Tentang Kami  |  Redaksi  |  Pedoman Siber

Privacy Policy  |  Dislaimer

COPYRIGHT © 2023 NEWSBORNEO.ID, ALL RIGHT RESERVED
Managed by Aydan Putra

Add New Playlist

07 Februari 2023 - 23:03

Kanal

Home

Kaltim

    Samarinda

    Balikpapan

    Bontang

Nasional

Internasional

Olahraga

Ragam

Visual

    Videografi

    Infografis

Kolom

About Us | Pedoman Siber | Disclaimer