BONTANG, newsborneo.id – Penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial perusahaan PT Pupuk Kaltim jadi sorotan. Ketebukaan informasi dinilai penting, terutama penyaluran ke masyarakat Bontang. Lokasi pabrik PKT berdiri.
Hal itu pernah diungkap Muhammad Pijay Sanusi. Warga Kelurahan Lok Tuan, Bontang. Dia meminta keterbukaan distribusi dan transparansi aliran dana CSR dua wilayah yang berdekatan dengan pabrik Pupuk Kaltim. Lok Tuan dan Guntung.
“Alasannya perlu dibuka ke publik, karena kami, warga Lok Tuan dan Guntung paling terkena dampaknya. Dekat dengan pabrik,” kata Pijay.
Jika merujuk laporan keuangan perseroan, tercatat, PT Pupuk Kaltim berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,19 Triliun pada triwulan III/2021, 288% dari RKAP Triwulan III Tahun 2021. Bahkan dalam laporan keuangan pada 2021 lalu, secara keseluruhan PT Pupuk Kaltim meraup untung sampai Rp 6,12 triliun.
“Angka itu sangat fantastis. Enam kali lipat lebih dari jumlah APBD Bontang tahun 2022 yang hanya sekira Rp 1,2 triliun,” urai Pijay.
Dia menuntut keterbukaan informasi tersebut kepada publik. Agar dapat menghitung secara jelas besaran CSR yang diberikan kepada masyarakat Bontang, terutama buffer zone. Atas dasar tidak transparannya laporan tersebut, dia menduga Pupuk Kaltim melakukan ‘permainan’ dan mendistribusikan anggaran keluar daerah dari pengelolaan anggaran CSR tersebut.
“Layak kami menduga, karena kami dalam posisi yang tidak tahu. Anggaran ini kemana saja,” tegasnya.
Memang, penyaluran dana CSR tidak asal. Semua diatur UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas hanya mengatur bahwa pelaksanaan TJSL dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Hal itu juga diperkuat dengan Peraturan Daerah (Perda) Kalimantan Timur Nomor 3 Tahun 2013 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Di Perda diatur setiap perusahaan menyisihkan 3 persen dari keuntungan di setiap tahunnya.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Wali Kota Bontang tahun anggaran 2021 tercatat ada 13 perusahaan di Kota Taman–sebutan lain Kota Bontang menyalurkan dana CSR.
Nilainya mencapai Rp28,34 miliar untuk berkontribusi bagi masyarakat Bontang. Perlu diingat, Pemkot hanya menerima laporan dari perusahaan. Tidak mengelolanya langsung. Tapi, ada koordinasi antarkeduanya.
“Berdasar laporan yang disampaikan 13 perusahaan, dana CSR sebesar Rp28,34 miliar sudah disalurkan,” urai Wali Kota Bontang Basri Rase, Maret lalu.
Melalui surat jawaban pertanyaan wartawan, SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono, mengatakan TJSL perusahaan digunakan untuk kesejahteraan dan ekonomi mandiri masyarakat.
Bahkan, PKT mengklaim dari sisi sosial, perusahaan BUMN itu berperan aktif dalam membantu masyarakat yang babak belur dihantam pandemi Covid-19.
Di bidang lingkungan hidup, perusahaan juga telah mengolah dan mereduksi limbah. Pun pengelolaan terhadap emisi gas buang produksi perusahaan.
“Di bidang ekonomi, perusahaan berupaya membantu terbentuknya ekonomi mandiri masyarakat,” tulis teguh.
Adapun pembinaan sosial dan ekonomi masyarakat yang di maksud, Sekper PKT merincikan beberapa giat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat buffer zone.
Pertama, budidaya tanaman keluarga oleh Kelompok Mandiri Herbal. Yang saat ini sudah menelurkan sepuluh sektor usaha.
Kedua, branding eco wisata di Guntung. Guntung Eco Culture Sport Tourism, sengaja dibuat untuk membuat daerah bufferzone yang bersejarah itu laik untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Ketiga, pada bidang pendidikan. PKT telah membuat LPK Suvi yang diklaim memiliki standar kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pertahunnya LPK ini mendidik tenaga vokasi sebanyak 300-400 orang.
Pada bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program Server Mang Budi atau Diversifikasi Mangrove dari Budidaya Kepiting, di Teluk Bangko Lok Tuan, sudah membudidayakan 17.600 bibit, dengan pengelolaan lokasi tersebut dari warga sekitar.
Yang kelima, laut Bontang masuk juga dalam jamahan program perusahaan. Melalui program terumbu karang buatan yang dieksekusi oleh KIMA SEA Group, puluhan nelayan yang tergabung di dalamnya telah meraup untung sampai Rp 200 juta pada tahun ini.
“Program ini terbukti memberikan hasil yang baik. Dari sisi ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat,” sambungnya dalam tulisan di halaman yang sama.
Menjawab soal transparansi CSR, Teguh mengandalkan laporan tahunan yang diunggah dalam laman resmi Pupuk Kaltim. Pun dengan laporan berkelanjutan (Sustainabillity Report). “Bisa diakses di website pupuk kaltim,” tulis dia.
Pada 2021 lalu, dalam laporannya, Teguh mengklaim PKT telah menyalurkan CSR sebesar Rp 60,84 miliar. Yang disalurkan untuk tiga sektor utama. Yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Dari jumlah itu, khusus di bidang ekonomi. Perusahaan telah menyalurkan Rp 12,69 miliar untuk pinjaman kepada UMKM di Bontang. Anggaran itu membiayai usaha masyarakat sebanyak 28.890 orang.
“Ke depan, kami akan fokus ke program kemandirian masyarakat. Berupa pembangunan fasilitas dan pelatihan agar mitra PKT dapat semakin kompetitif,” tutupnya dalam surat jawaban itu. [RE/DAS]
8 komentar tentang “Penyaluran CSR Pupuk Kaltim Disoal, Diminta Terbuka ke Warga Bontang”