newsborneo.id – Target pembangunan Bontang City Mall (BCM) jauh dari yang direncanakan. Gencar dibahas akan diresmikan Desember 2021 lalu, namun hingga September 2022 ini progres baru 80 persen.
Dalam pengamatan redaksi di lapangan. Mulai dari lokasi parkiran masih menumpuk tanah bercampur lumpur. Belum ada semenisasi. Pun di dalam dan luar gedung, pengecatan belum dilakukan.
Tapi tenant sudah dibatasi dibangun tembok pembatas. Kaca luar sudah terpasang, begitu juga eskalator. Hanya tinggal menunggu pemasangan keramik.
Dari keterangan, perwakilan kontraktor PT Anggariksa Lokeswara Prastiyo, menyatakan selama proses pembangunan mal terbesar di Bontang itu terhambat hujan. Akibatnya, genangan di lokasi proyek tak terhindarkan.
“Kami terkendala cuaca di sini (Bontang) pak, jadi kami minta maaf soal itu,” kata Pras, seperti diberitakan, pranala.co pada Kamis (1/9/2022).
Meski begitu, pihaknya tak menunggu deadline berakhir. Sambil menunggu bangunan fisik selesai, pihaknya telah keliling untuk mencari calon penyewa tenant.
Calon penyewa pun diberikan keleluasaan mengatur tata letak perkakas. Pun dengan model desain. Kebijakan itu diambil lantaran pihak penyedia tenant memiliki kesulitan bila mengikuti desain yang disodorkan calon penjual.
Sejauh ini, pihaknya menyiapkan sebanyak 30 tenant untuk kategori usaha mulai fashion, kafe, wahana permainan, sampai bioskop.
Dia bilang, lantai 1 atau ground floor bakal diisi oleh gerai Matahari. Lantai 2 Cinema 21, cafe Exelso, Ichiban, Ace Hardware, Janji Jiwa dan Bata.
Sementara, lantai 3 wahana permainan. Untuk Cinema 21 bakal membuka 5 studio. “Ada 30 blok yang kami siapkan, desainnya dikembalikan ke calon penyewa,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia bilang akhir November 2022 ini seluruh pekerjaan bakal diselesaikan. Artinya, ia bertanggung jawab hingga sebulan ke depan proyek selesai. Deadline itu, merupakan langkah yang diambil pihak perusahaan lantaran target sudah ditetapkan. Ditambah ketakutan kontraktor mendapat protes dari pekerja proyek.
“Dari manajemen ditargetkan akhir November, Pak,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala DPM-PTSP Bontang Asdar Ibrahim mengungkapkan, alasan lain terkait keterlambatan peresmian BCM. Kata dia, pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan ini menjadi kondisi keuangan beberapa investor mandek.
“Selama dua tahun kemarin itu memang pengusaha kewalahan mas untuk selesaikan proyeknya,” kata Asdar.
Sehingga dengan melonggarnya terkait aturan penanggulangan Covid-19, membuat lega pengusaha. Sehingga target yang ditetapkan kontraktor, tidak akan meleset.
Dengan kondisi saat ini, ia mengaku selain fokus dalam memantau investasi di proyek BCM. Pihaknya juga gencar mencari investor yang siap menanamkan modal di kawasan industri Bontang Lestari.
“Kami siapkan 1.100 hektare lahan di sana. Lahan itu merupakan lahan peruntukan untuk industri,” jelasnya. (*)
Satu komentar tentang “30 Tenant Tersedia di Bontang City Mall, Ada Gerai Matahari hingga Cinema 21”