Bontang Luncurkan Program “Anting-Berlian” untuk Perangi Stunting

Redaksi
5 Agu 2025 22:29
2 menit membaca

BONTANG — Pemerintah Kota Bontang resmi meluncurkan program inovatif bertajuk Anting-Berlian atau Aksi Nyata Anti-Stunting Bersama Lindungi Anak, Senin (4/8/2025), di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota.

Program ini menjadi langkah nyata pemkot dalam menurunkan angka stunting di kalangan anak-anak. Upaya ini melibatkan lintas sektor, mulai dari puskesmas, sektor swasta, hingga tenaga medis ahli.

Peluncuran “Anting-Berlian” dihadiri oleh perwakilan PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI), Puskesmas Bontang Utara 1, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta sejumlah dokter spesialis gizi anak.

Dalam sambutan Wali Kota Bontang yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan, Bahauddin, ditegaskan bahwa stunting adalah masalah bersama yang harus ditangani secara kolaboratif.

“Kami berharap program ini bisa menjadi model yang direplikasi di wilayah lain. Tujuannya satu: Bontang Zero Stunting,” ujarnya.

Hadir pula perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AKB), Trully Tisna Mila Sari.

Berdasarkan data, prevalensi stunting di Bontang mengalami penurunan signifikan. Dari 27,9 persen pada 2023, kini menjadi 20,7 persen di 2024.

Namun pemerintah tak ingin berhenti di situ. Target berikutnya: terus tekan angka stunting hingga nol kasus.

Langkah awal dari Anting-Berlian dimulai dari pendataan dan skrining anak-anak berisiko stunting. Setelah itu, dilakukan intervensi gizi.

Anak-anak akan mendapatkan susu formula, vitamin D3, zat besi (Zn), dan suplemen tambahan. Semua ini dibiayai melalui dana KMP dan BKMN.

“Fokus kami adalah memperbaiki gizi anak secara menyeluruh,” terang Kepala Puskesmas Bontang Utara 1.

Salah satu terobosan program ini adalah sistem Rapor Balita—sebuah catatan digital pertumbuhan anak yang bisa dipantau oleh orang tua, kader kesehatan, dan puskesmas.

Tak hanya itu, juga dibuka Kelas Pemulihan Gizi yang berjalan setiap dua minggu. Kelas ini difokuskan untuk anak-anak yang mengalami gizi buruk atau terindikasi stunting.

Selain pemulihan, edukasi orang tua juga jadi prioritas.

“Fokus kami pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Di situlah pondasi tumbuh kembang anak ditentukan,” ujar salah satu narasumber, dr. Ida Ayu Laksmi.

Edukasi ini diberikan lewat kelas gizi, dialog interaktif, dan pendampingan langsung.

Rangkaian acara peluncuran ditutup dengan pemutaran video bertema Aksi Nyata Mengatasi Stunting – Bersama Lindungi Anak.

Agenda dilanjutkan dengan sesi bincang santai bersama masyarakat, membahas pentingnya peran cinta ibu, pengelolaan emosi, dan kompetensi orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak.

Dengan peluncuran Anting-Berlian, Pemkot Bontang berharap bisa menciptakan generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting.

“Aksi nyata ini bukan hanya program, tapi komitmen bersama untuk masa depan anak-anak Bontang,” pungkas Bahauddin.

[DIAS]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }