BMKG: Curah Hujan Tinggi Berpotensi Picu Banjir dan Longsor di Kaltim

Redaksi
6 Feb 2025 21:08
Kaltim 0
2 menit membaca

SAMARINDA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mengimbau masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) untuk waspada terhadap dampak hujan dengan intensitas sedang yang diperkirakan akan berlangsung selama 10 hari pertama di Februari 2025.

Hujan tersebut berpotensi disertai petir dan angin kencang, sehingga meningkatkan risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta jalan licin yang dapat membahayakan keselamatan.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa Januari hingga awal Februari merupakan puncak musim hujan pertama di wilayah Kalimantan Timur. Diperkirakan, puncak musim hujan kedua akan terjadi pada akhir Maret hingga April mendatang.

Meski curah hujan diperkirakan menurun pada Februari, hujan lebat dengan durasi singkat dan hujan lokal justru berpotensi meningkat. Angin kencang yang menyertainya akan memperburuk situasi, memicu potensi bencana yang lebih besar.

Kukuh mengungkapkan bahwa musim hujan tahun ini mengalami anomali dengan curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata normal dalam 30 tahun terakhir.

Anomali tersebut dipengaruhi oleh fenomena La Nina yang meskipun dalam kondisi lemah, tetap menyebabkan aliran uap air dari Samudra Pasifik menuju Indonesia, termasuk Kalimantan Timur, sehingga meningkatkan kelembapan udara dan curah hujan.

Beberapa wilayah yang telah tercatat mengalami curah hujan lebih tinggi antara lain Kabupaten Kutai Timur, Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara bagian barat, dan Berau, terutama sejak Desember hingga Januari lalu.

BMKG secara rutin mengeluarkan informasi cuaca terkini kepada instansi terkait, termasuk BPBD, dalam bentuk peringatan dini (early warning) untuk periode 10 harian, 3 harian, hingga harian apabila dibutuhkan. Peringatan dini ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bencana dan memberikan waktu bagi masyarakat untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.

Namun, BMKG juga menekankan bahwa dampak bencana, seperti banjir yang terjadi di Samarinda, tidak hanya dipengaruhi oleh hujan lokal, tetapi juga oleh kondisi pasang air sungai. Banjir dapat bertahan lebih lama jika hujan lebat terjadi bersamaan dengan pasang air laut.

Sebagai langkah preventif, BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana.

Masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam pohon di sekitar rumah guna meminimalisasi risiko bencana.

“Penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran untuk melakukan evakuasi mandiri dan menjaga lingkungan sekitar agar dapat mengurangi dampak bencana yang bisa terjadi,” ujar Kukuh. (*)

 

Berita ini telah terbit di BMKG: Curah Hujan Tinggi Berpotensi Picu Banjir dan Longsor di Kaltim

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slotoppo


agen bola online


Mix Parlay


Judi Bola


Mix Parlay


judi bola


pola jam hoki mahjong black scatter surabaya raih 688 juta

gates of olympus 1000 meledak 912 juta pemain medan

scatter wild emas 7 kali beruntun pemain bali 555 juta

gold bonanza ngamuk 10 putaran semarang raup 701 juta

trik putaran ganjil mahjong black scatter yogyakarta 599 juta

pola gelap olympus 1000 kakek merah palembang 834 juta

25 spin gold bonanza scatter bombardir makassar 645 juta

mahjong black scatter mode sultan menang 750 juta malang

scatter emas turun terus bandung barat dapat 489 juta

gates of olympus 1000 petir merah strategi lampung 950 juta

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }