Belajar dari Gagalnya KUD, Pemkot Bontang Libatkan TNI-Polri Awasi Koperasi Merah Putih

Redaksi
25 Jul 2025 07:28
2 menit membaca

BONTANG – Pemerintah Kota Bontang tak main-main membangun kembali semangat koperasi, melalui Koperasi Merah Putih. Kali ini, mereka belajar dari kegagalan masa lalu.

Adalah Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP), program baru yang kini tengah dijalankan di seluruh kelurahan. Tapi tak seperti  Koperasi Unit Desa (KUD) yang dulu banyak gagal, koperasi ini diawasi ketat. Bahkan TNI dan Polri dilibatkan untuk memastikan pengelolaan berjalan sehat.

“Kita belajar dari masa lalu. Banyak KUD bubar karena pengurusnya ambil untung duluan. Itu bukan lelucon, tapi fakta,” tegas Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, Kamis (24/7/2025).

Pemkot Bontang tak ingin mengulang kesalahan. Itu sebabnya sistem pengelolaan KKMP dirancang sejak awal. Ada pelatihan untuk pengurus. Ada pendampingan. Dan yang paling penting, ada pengawasan.

“Banyak koperasi dulu jalan sendiri. Pengurus seenaknya. Tidak ada kontrol. Kita tidak mau itu terjadi lagi,” katanya.

Agus mengakui, pengawasan langsung oleh TNI dan Polri bukan untuk menakut-nakuti. Tapi justru untuk membangun kepercayaan publik.

“Kalau ada pengawasan dari aparat, pengurus enggak bisa semena-mena. Anggota pun merasa aman. Dana mereka tidak disalahgunakan,” jelasnya.

Agus menegaskan, koperasi bukanlah usaha milik perorangan. Prinsipnya kolektif. Gotong royong. Keuntungan untuk semua, bukan segelintir.

“Kalau yang mengelola pikirannya dagang sendiri, pasti gagal. Ini harus kerja tim,” ujarnya.

Untuk itulah pelatihan diberikan kepada seluruh pengurus dan pengawas KKMP. Pemkot ingin semua paham tugas dan tanggung jawab. Tak ada yang bekerja asal-asalan.

Kini, KKMP di Bontang jadi perhatian nasional. Kota Taman bahkan menjadi daerah pertama yang menuntaskan 100 persen pengesahan badan hukum koperasi untuk setiap kelurahan.

Total ada 15 koperasi yang sudah berdiri resmi. Ke depan, koperasi ini digadang-gadang bisa menjadi model percontohan ekonomi berbasis rakyat.

“Kita mulai dari kecil. Tapi terukur. Dan diawasi,” pungkas Agus. (fr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }