Setelah Vakum, cuacamendung Band asal Samarinda Kembali dengan Lagu “Hope in Bitterness” yang Menyentuh Emosi Pendengar

Setelah Vakum, cuacamendung Kembali dengan Lagu “Hope in Bitterness” yang Menyentuh Emosi Pendengar

Samarinda, NEWSBORNEO.ID — Dunia musik seringkali memberi ruang bagi setiap musisi untuk berekspresi, tetapi tak banyak yang benar-benar berani mengusung konsep yang sepenuhnya bebas dari narasi verbal. Salah satu band yang sejak awal menempuh jalur itu adalah cuacamendung. Dikenal dengan aransemen atmosferik yang memukau, band post-rock asal Samarinda ini kembali dengan semangat baru setelah hampir tujuh tahun vakum.

Mereka kembali mengukir jejak di tahun 2025 dengan single terbaru, Hope in Bitterness. Ini bukan sekadar lagu; Hope in Bitterness adalah pernyataan bahwa mereka siap kembali untuk menggali lebih dalam lagi ke dalam dunia musik instrumental. Lagu ini menjadi titik balik yang memulai babak baru dalam perjalanan musik mereka yang telah dimulai pada 2010.

“Lagu ini merupakan langkah pertama setelah cukup lama kami vakum. Ini adalah harapan yang tumbuh perlahan dari masa jeda yang panjang, dan sebuah undangan untuk kembali menikmati musik instrumental yang lebih intim,” ungkap Muhammad Trida, gitaris dan pengarah musik cuacamendung.

“Hope in Bitterness” membawa pendengarnya pada perjalanan emosional yang dinamis, tanpa kata-kata yang memperjelas narasi. Cukup dengan melodi yang tenang di awal, ketegangan yang membangun, hingga klimaks yang penuh semangat—semuanya bisa dirasakan hanya melalui musik.

“Kami tidak memberi narasi verbal. Kami memberikan ruang bagi pendengar untuk membentuk ceritanya sendiri,” tambah Trida.

Lagu berdurasi 9 menit 9 detik ini bukan hanya tentang musik yang dinamis, tetapi juga tentang perasaan dan harapan yang tumbuh dari masa sulit. Bagi cuacamendung, ini adalah simbol dari fase baru mereka, dengan pendekatan yang lebih matang terhadap produksi musik dan perhatian lebih pada detail instrumen. Seperti yang diungkapkan Trida, Hope in Bitterness bukan sekadar rilisan, melainkan juga penanda arah menuju album EP yang lebih utuh dan lebih mendalam.

Rilis Eksklusif di Record Store Day Samarinda 2025

Bagi para penggemar setia cuacamendung, kabar baik datang. “Hope in Bitterness” akan dirilis secara eksklusif pada perayaan Record Store Day di Samarinda pada 25 April 2025. Rilisan ini terbatas, dan akan tersedia dalam format CD yang juga mencakup tiga trek yang dimainkan langsung dalam TOKOTIKO Live Session.

Selain itu, cuacamendung bekerja sama dengan Sekoci Bumi untuk menggarap sampul CD-nya, sebuah kolaborasi yang semakin memperkaya nilai seni dalam rilisan mereka.

Setelah melewati masa jeda yang panjang, cuacamendung kini hadir dengan formasi baru dan semangat yang tak terbendung. Dengan personel yang terdiri dari Muhammad Trida (gitar), Bisma Abiyanda (gitar), Raul Yulian (bass), dan Rizal Perdana (drum), band ini kembali membuktikan bahwa mereka adalah pilar dalam perkembangan musik instrumental di Samarinda, Kalimantan Timur, dan bahkan lebih jauh lagi.

“Musik kami adalah tentang menciptakan lanskap emosi, di mana pendengar bisa membentuk cerita mereka sendiri. Kami ingin mempersembahkan musik yang lebih personal dan lebih dekat dengan pendengarnya,” ujar Trida.

Untuk mendengarkan Hope in Bitterness, penggemar bisa menantikan rilisan digital pada 25 April 2025, di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Deezer, YouTube Music, Apple Music, dan lainnya. Sebuah awal baru yang penuh harapan, di mana musik instrumental kembali menemukan ruang untuk berbicara. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di pranala.co Berjudul: cuacamendung, Band asal Samarinda Rilis Single “Hope in Bitterness”: Sebuah Perjalanan Emosional dalam Musik Instrumental

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@media print { .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } } .c-float-ad-left { display: none !important; } .c-float-ad-right { display: none !important; } .c-author { display: none !important; } .c-also-read { display: none !important; } .single-post figure.post-image { margin: 30px 0 25px; } #pf-content img.mediumImage, #pf-content figure.mediumImage { display: none !important; }