newsborneo.id – Seorang perempuan berinisial UA, warga Kelurahan Karang Rejo, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan tewas di tangan YS, yang tak lain adalah suaminya. UA tewas mengenaskan setelah dibakar sang suami, Selasa (20/9/2022) siang. Sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa perempuan berusia 40 tahun ini tak terselamatkan, lantaran menderita luka bakar di sekujur tubuh.
Sementara sang suami, YS, sekaligus pelaku pembakaran kini menjalani perawatan di RSKD. Ia mengalami luka bakar di bagian wajah dan badan serta luka sayat di bagian tangan. Penganiayaan dilakukan YS diawali dengan cekcok antar pasutri.
“Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, penganiayaan ini awalnya karena cekcok pasanga suami istri ini,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Balikpapan, Komisaris Rengga Puspo Saputro.
Soal motif penganiayaan, Rengga mengaku masih melakukan pendalaman. Polisi juga sudah melakukan olah TKP dan membawa barang bukti dari lokasi kejadian. Sejumlah saksi, pun sudah dimintai keterangan untuk memastikan motif di balik tindakan keji YS.
Menurut informasi juga mengalami luka bakar dan luka sabetan benda tajam. Diduga ia sempat mencoba bunuh diri setelah menganiaya sang istri. Kini YS menjalani perawatan intensif di RS Kanudjoso Djatiwibowo.
Rabiatul Adawiyah, saksi mata sekaligus tetangga korban mengatakan, penganiayaan terhadap UA terjadi sekira pukul 13.30 Wita. Saat itu, Rabiatul sedang duduk di teras rumah sebelum dikagetkan suara ledakan dan teriakan dari arah rumah kontrakan UA.
“Karena ada ledakan dan teriakan saya mendatangi rumah korban. Pas masuk rumah, sayabl melihat korban dalam kondisi duduk di dapur di depan kamar mandi, sekujur tubuhnya mulai kepala sampai kaki sudah terbakar melepuh,” beber Rabiatul.
Korban UA, kata Rabiatul juga sempat meminta tolong kepadanya. Saat hendak menolong, YS tiba-tiba keluar dari kamar sambil menenteng parang dalam kondisi wajah dan badannya juga mengalami luka bakar.
Melihat YS membawa senjata tajam, Rabiatul mengurungkan niat menolong dan segera keluar rumah. Saat kejadian, anak pertama pasangan suami istri tersebut ada di dalam rumah. Namun, karena diancam, ia tak bisa berbuat banyak.
“Tadi pas saya mencoba masuk, dia (anak korban) di luar rumah. Dia tidak berani masuk, karena diancam,” kata Rabiatul. (*)